
Tangerang – Dalam momentum peringatan Hari Kartini sekaligus Harlah ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama, Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Tangerang menggelar Seminar Daerah bertema “Ruang Aman: Membangun Kesadaran untuk Pencegahan Kekerasan Seksual Berbasis Gender”, Rabu, 23 April 2025 di Gerai Tangerang Gemilang.
Seminar ini tak sekadar seremoni. Ia menjadi panggung strategis perjuangan nyata Fatayat NU dalam membangun ruang aman dan memperkuat jejaring perlindungan perempuan di akar rumput.
Acara dibuka secara resmi oleh Hj. Sabrina Suftandar, tokoh perempuan NU, dan dihadiri berbagai organisasi perempuan lintas ormas, seperti Muslimat NU, Sarinah GMNI, KOPRI PMII, Srikandi KNPI, hingga Aisyiyah Muhammadiyah. Kehadiran mereka menandai sinergi besar dalam memperkuat barisan melawan kekerasan seksual.
Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Tangerang, Sahabat Maewati, menyampaikan bahwa seminar ini bukan sekadar diskusi, tetapi langkah konkret Fatayat sebagai garda depan perempuan muda NU dalam mewujudkan keadilan sosial.
“Fatayat NU tak hanya bicara ruang aman, kami bergerak, menggandeng elemen strategis untuk memastikan perempuan dan anak mendapat perlindungan yang nyata,” tegasnya.
Pihak kepolisian turut hadir melalui disposisi Kompol Raden Softyan, sebagai wujud dukungan penegak hukum terhadap upaya perlindungan perempuan dan anak.
Sorotan utama dalam seminar ini adalah komitmen luar biasa dari Wakil Bupati Tangerang, Ibu Intan Nurul Hikmah, S.E., yang dalam sambutannya menyatakan akan membangun Rumah Aman bagi korban kekerasan seksual di Kabupaten Tangerang.
“Ruang aman bukan sekadar narasi—ini komitmen kami. Rumah Aman akan menjadi tempat perlindungan, pemulihan, dan pemberdayaan,” ungkap Ibu Intan dengan penuh ketegasan.
Dukungan penuh juga disampaikan oleh Siti Rohayati, S.H., M.H. dari LPSK RI, yang menekankan pentingnya perlindungan saksi dan korban, serta Kepala Dinas DP3A Kabupaten Tangerang, Asep Suherman, yang menegaskan bahwa pendekatan responsif gender akan menjadi arah kebijakan daerah.

Di penghujung acara, semangat perjuangan Fatayat NU disimbolkan dalam pemotongan kue ulang tahun ke-75, sebagai tanda bahwa semangat perempuan muda NU dalam memperjuangkan ruang aman tidak akan padam.
Hj. Sabrina tak dapat menyembunyikan rasa harunya.
“Kami bangga memiliki pemimpin perempuan seperti Ibu Intan. Bukan hanya simbolik, tapi nyata membawa perubahan,” ujarnya.
Fatayat NU hadir bukan hanya untuk memperingati, tetapi untuk memastikan bahwa setiap perempuan berhak merasa aman, didengar, dan dilindungi. Dan hari ini, langkah besar itu baru saja dimulai.|Hz